BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan di sektor pertanianmerupakan salah satu hal yang penting yang harus dilakukan dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penunjang yang sangat penting dari pembangunan ekonomi di Indonesia.
Pemerintah akhir-akhir ini menaruhperhatian yang sangatbesar untuk mengembangkan komoditi yang mempunyainilai ekonomis tinggi. Komoditas hortikultura telah mendapatkan perhatian tersendiridi samping tanaman pangan. Pengembangan komoditas tersebut juga mendapatkan perhatiancukup penting di tingkatdaerah khususnya di Jawa Timur, sehinggaperlu terus ditingkatkan untuk membantu petani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan mereka (Soekartawi, 1994).
Ekonomi Nganjuk merupakan ekonomi agrarisyang ditunjukkan dengan lahan sebesar 35,13% untuk areal persawahan, 11,79% tegal, 0,21% perkebunan 39% hutan dan hanya 12,53%yang digunakan sebagai wilayahpemukiman. Sektor pertanian masih merupakan sektor dominan di Kabupaten Nganjuk, terutama pertanian tanaman pangan. Hal ini tercermin pada sumbangan sektor ini dalam pembentukanProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih sangat besar bila dibandingkan dengan sektor-sektor lain.
Sektor | 1993 | 1998 | 1999 | 2000 | 2001 | 2002 |
Pertanian | 38,36 | 36,07 | 36,15 | 36,27 | 35,48 | 34,94 |
Pertambangan dan penggalian | 0,95 | 0,82 | 0,82 | 0,81 | 0,81 | 0,80 |
Industri | 8,42 | 10,81 | 10,82 | 10,78 | 10,80 | 10,67 |
Listrik, Gas,dan Air Bersih | 0,29 | 0,37 | 0,37 | 0,37 | 0,42 | 0,45 |
Bangunan | 1,93 | 2,41 | 2,43 | 2,45 | 2,46 | 2,49 |
Perd, Hotel dan Restoran | 31,31 | 30,67 | 30,52 | 30,52 | 30,53 | 31,00 |
Angkutan dan Komunikasi | 2,84 | 2,71 | 2,75 | 2,74 | 3,00 | 3,16 |
Keuangan, Sewa, Jasa Pers | 5,43 | 5,16 | 5,06 | 5,07 | 5,08 | 5,01 |
Jasa-jasa | 10,47 | 10,98 | 11,01 | 10,98 | 11,47 | 11,57 |
PDRB (Rp Milyar) | 889,9 | 1.102,5 | 1.108,8 | 1.134,4 | 1.164,8 | 1.205,9 |
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) | 5,96 | -0,76 | 0,57 | 2,31 | 2,69 | 3,53 |
Sumber: PDRB Kab Nganjuk, 2002
Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Indonesia. Selain untuk memenuhi kebutuhandalam negeri, juga merupakankomoditas ekspor. Bawang merah banyak dibutuhkan terutama sebagaipelengkap bumbu masakan untuk menambah cita rasa dan kenikmatan pada masakan. Selain itu bawang merah dapat juga digunakan sebagai obat tradisional untuk memperlancaraliran darah dan menyembuhkan penyakit.
Kabupaten Nganjukmerupakan salah satu penghasil bawang merah di Jawa Timur. Bahkandi Jawa Timur produksinya menempati urutan pertama. Adapun perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah di KabupatenNganjuk dalam rentang waktu 12 tahun terakhir (1993-2004) sebagaimana pada tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Luas Tanam,Luas Panen, Produksidan Produktivitas Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Tahun 1993 – 2004
No | Tahun | Luas Tanam (Ha) | Luas Panen (Ha) | Produksi (Ton) | Produktivitas (Ton/Ha) |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. | 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 | 4.627 4.254 4.528 5.050 5.110 2.808 4.135 4.176 5.705 5.958 5.484 6.035 | 3.722 4.833 4.668 4.943 5.027 3.875 2.806 3.563 5.669 6.059 5.461 5.695 | 35.731,20 47.366,70 36.534,80 49.671,75 56.839,75 18.239,00 28.685,30 28.926,60 45.716,60 50.563,30 68.033,80 72.593,20 | 9,60 9,80 7,83 10,05 11,31 4,71 10,22 8,12 8,06 8,35 12,46 12,75 |
Jumlah | 57.870 | 56.321 | 538.902 | 113,26 | |
Rata-rata | 4.822,50 | 4.693,42 | 44.908,50 | 9,44 |
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, 2004
Pada Tabel 2 diketahui bahwa pada tahun 2004 ini mengalami peningkatan produksi bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 68.033ton di tahun 2003 meningkat menjadi 72.593,2 ton pada tahun 2004. Harga jual bawang merah di Kabupaten Nganjuk menjelang lebaran diperkirakan mengalami kenaikan sekitar 25%, karena kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah di Jatim mengalami peningkatan, meskipun bertepatan dengan panen raya. Di musim kemarau tanaman bawang merah sangat cocok untuk dibudidayakan dan tentunya produksinya sangat melimpah.
Upaya peningkatan sektor pertanian salah satunya dapat dilakukan melalui peningkatan kegiatanusahatani. Dalam melakukan kegiatanusahatani perlu dilakukan banyakpemikiran dari berbagai alternatif yang ada yang pada akhirnya dicapai keputusan petani dalam menentukan jenis usahatani. Menentukan keputusanusahatani adalah sangatpenting untuk dapat mencapai tujuan dari berusahatani seperti yang diinginkan, yaitu tercapainya keuntungan secara ekonomis. Dalam kegiatanusahatani perlu diperhatikanfaktor-faktor atau sumberdaya yang ada seperti lahan, modal, teknologi dan manajemen.
Melihat laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat sedangkan produksi bawang merah relatif tetap, maka produksi bawang merah harus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mencukupi kebutuhan. Maka dari itu diperlukan efisiensi dan pengembangan usahatani bawang merah baik kuantitasmaupun kualitas. Namun hal itu banyak hambatan yang menghalang, di antaranya: pertimbangan modal yang relatif terbatas, sehingga terjadipula keterbatasan petani untuk menyediakan sarana produksi. Hambatan yang lain yaitu menyangkut sistem pengusahaan bawang merah masih bersifat tradisional yang ditunjukkan oleh penerapan teknologi yang masih rendah akibatnya kuantitasdan kualitas produksi potensial yang diperoleh menjadi rendah.
Kebutuhan pasar yang meningkat dan harga jual yang tinggi merupakan faktor yang dapatmerangsang petaniuntuk dapat mengembangkanusahatani bawang merah apalagi dari segi geografis, Indonesia memiliki keuntungan di mana letaknyayang berada di daerah tropis memberi kesempatan kepada hampir semua jenis tanaman untuk tumbuh denganbaik. Bawangmerah mempunyai harga jual yang tinggi maka produksiusahatani bawangmerah memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga. Pada usahatani bawang merah perlu ditunjang adanya perhitungan tentang biaya produksi,pendapatan dan efisiensiagar dalam melakukan usahatani bawang merah petani tidak mengalami kerugian.
Bawang merah merupakankomoditas andalan terutama untukdaerah dataran rendah yang secara nasional diprioritaskan pengembangannya. Dilihat dari trend luas lahan, produksi, produktivitas dan harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk dalam rentang waktu 12 tahun cenderung meningkat. Peningkatan trend ini menjadikan Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu penghasil bawang merah di Jawa Timur dan mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut lagi.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
0 comments:
Post a Comment