Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini Money changer atau tempat penukaran uang asing sudah menunjukkan eksistensinya. Money changer dianggap berjasa dalam memudahkan masyarakat untuk bertransaksi dengan menggunakan mata uang asing. Persaingan usaha ini meningkat seiring dengan makin bertambahnya perusahaan yang bergerak di bidang serupa dan berbagai bank yang turut mengadakan penukaran uang asing di banknya.
Dikutip dari majalah Trust (akses 1 Maret 2011, 15:25 WITA) Meniagakan mata uang ternyata tergolong salah satu sektor bisnis berprospek cerah. Indikasinya, lihat saja populasi penyelenggara money changer yang trennya belakangan ini cenderung terus meningkat. Hingga saat ini, menurut data Bank Indonesia, jumlah money changer telah mencapai 317 perusahaan. Angka tersebut ternyata belum termasuk money changer kelas recehan yang populasinya diperkirakan jauh lebih banyak lagi.
Bertambahnya sejumlah Money Changer ini mengakibatkan terjadinya persaingan antar Money Changer dalam memperoleh dan mempertahankan konsumen. Ada sejumlah hal yang memicu mereka tergiur mencari peruntungan di sektor ini. Yang pertama adalah karena kalangan pengguna jasanya makin membludak. Karena itu, otomatis, permintaan terhadap sejumlah mata uang asing (valas) juga terdongkrak naik. Situasi ini menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan tempat dimana mereka akan melakukan transaksi penukaran mata uang asing. Saat ini nasabah money changer sudah semakin kritis biasanya mereka sebelum memutuskan untuk membeli valas, mereka mencari dulu dari sejumlah money changer dan bank-bank yang kurs valas-nya paling bersaing. Untuk dapat terus memperoleh konsumen baru dan mempertahankannya maka diperlukan strategi komunikasi yang tepat.
Masih dikutip dariwww.majalahtrust.com (akses 1 Maret 2011, 15:25 WITA) Dan berbisnis mata uang makin semarak saja juga karena dipicu oleh keinginan banyak orang untuk berinvestasi. Nyatanya pula, tren mereka yang gemar menyimpan mata uang asing kian meluas. Buat mereka, menabung dalam bentuk valas dipandang lebih aman. Pasalnya, mudah ditebak, nilai tukar rupiah cenderung terus melemah. Tapi, yang mendorong para penyelenggara money changer jadi begitu bersemangat adalah adanya jaminan tidak akan merugi. Maklum saja, selama ini memang ada ketentuan yang memproteksi mereka, yakni harga beli pedagang selalu lebih rendah ketimbang harga jualnya. Dan mereka masih berpeluang memetik keuntungan berlipat jika berani berspekulatif di kala fluktuasi harga tengah melanda sejumlah mata uang. Untuk soal yang terakhir ini, agar tak terpeleset hingga merugi, memang dibutuhkan keahlian dan kecermatan dengan standar yang memadai. Pendek kata, berusaha di jasa penukaran uang memang menggiurkan. Dengan pola pengelolaan yang standar saja, sebuah money changer diperkirakan bisa meraup omzet hingga miliaran rupiah per bulan.
Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan di jalankan, guna mencapai tujuan. Jadi strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin di hadapi dimasa depan guna mencapai efektifitas (Arifin 1981:8). Strategi komunikasi dibutuhkan untuk mempertahankan citra perusahaan, ikut berkompetisi dengan ketatnya persaingan, meningkatkan transaksi pembelian dan penjualan valuta asing serta meningkatkan mutu pelayanan terhadap khalayaknya.
PT. Haji La Tunrung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa jual beli mata uang asing (valuta asing) bukan Bank atau biasa disebut Money Changer. Perusahaan yang beroperasi di 24 cabang di Indonesia ini memiliki aktifitas utama yaitu penukaran dan pencairan valuta asing baik berupa BankNotes (BN) dan Travellers Cheque (TC). Pedagang valuta asing berizin ke-5 (lima) di seluruh Indonesia pada 17 Mei 1974. PT. Haji La Tunrung adalah money changer tertua di Makassar, sebagai pelopor money changer namanya sudah tidak asing lagi di kalangan khalayaknya, dalam hal ini nasabah.
Khalayak dari PT. Haji La Tunrung adalah tiap orang yang membutuhkan bertransaksi menggunakan valuta asing. Mulai dari pemilik pakaian cakar yang mendapatkan uang receh mata uang asing di kantong pakaian jualannya, para pemuda yang ingin mempersunting calon istrinya dengan mahar 88 riyal, untuk investasi, hingga yang betul-betul membutuhkannya sehari-hari demi kelancaran bisnis mereka seperti pelayaran/ekspedisi. Buat sebagian orang menabung dalam bentuk valas dipandang lebih aman, alasannya karena mudah ditebak dan nilai tukar Rupiah cenderung terus melemah.
Searah dengan adanya upaya PT. Haji La Tunrung dalam meningkatkan jumlah nasabah maka perlu adanya strategi komunikasi. Salah satu sasaran yang ingin dicpai oleh PT. Haji La Tunrung dalam melakukan strategi komunikasi adalah untuk meningkatkan jumlah nasabah, namun kenyataan yang dihadapi saat ini adalah strategi komunikasi yang dilakukan belum dapat meningkatkan jumlah nasabah. Adapun perkembangan jumlah nsabah untuk tahun 2007 s/d tahun 2011 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Nasabah
Tahun 2007 – 2011
Tahun | Jumlah Nasabah | Perkembangan | |
Orang | % | ||
2007 | 28.990 | - | - |
2008 | 32.730 | 3.740 | 12,90 |
2009 | 33.990 | 1.260 | 3,71 |
2010 | 35.340 | 1.350 | 3,97 |
2011 | 32.920 | -1.070 | -3,02 |
Sumber : Data diolah dari PT. Haji La Tunrung di Makassar
Data tabel 1 menunjukkan perkembangan jumlah nasabah pada tahun 2008, 2009, dan 2010 mengalami peningkatan akan tetapi pada tahun 2011 terjadi penurunan. Pada tahun 2008 PT. Haji La Tunrung mengalami peningkatan yang signifikan, ini diketahui karena terjadi krisis Amerika yang mengakibatkan gejolak pada kurs USD. Banyak yang memanfaatkan momenttersebut dengan membeli pada saat kurs USD sangat turun dan menjualnya kembali pada saat kurs sangat tinggi. Tahun 2011 jumlah nasabah mengalami penurunan, faktor yang menyebabkan adanya penurunan jumlah nasabah adalah munculnya money changer-money changer baru yang memberikan nasabah banyak pilihan tempat untuk bertransaksi mata uang asing apalagi money changer-money changer baru tersebut hadir dengan kurs yang kompetitif.
Berasarkan uraian tersebut diatas maka akan dilakukan evaluasi mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. Haji La Tunrung. Dengan demikian penulis tertarik dalam memilih judul : “Pengaruh Strategi Komunikasi Money Changer Pada PT. Haji La Tunrung AMC Makassar Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah.”
0 comments:
Post a Comment