Thursday, November 8, 2012

Analisis Kinerja Jalur Pemasaran Dan Prospek Pasar Susu Kambing (Studi Di Agriculture Technical Mission Republic Of China) (PRT-84)

PENDAHULUAN


Latar Belakang
Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap perbaikan gizi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk tujuan tersebut salah satu upaya yang dapat ditempuh ialah melalui penyediaan protein hewani baik berupa susu, daging maupun telur.
            Masyarakat Indonesia membutuhkan rata-rata 50 gram protein per hari,   20 persen diantaranya berasal dari ternak dan ikan. Protein yang berasal dari ternak cukup 4 gram per hari (Siregar, 1992).
            Susu dan produk yang terbuat dari susu merupakan komoditas unggulan untuk dikembangkan, karena merupakan salah satu jenis komoditas strategis utama dalam hal pemenuhan gizi, kesehatan dan taraf hidup bangsa Indonesia. 
            Susu kambing belum dikenal secara luas seperti halnya susu sapi. Hal ini terjadi karena adanya segmentasi pasar, yaitu jumlah konsumen yang terbatas. Rendahnya animo masyarakat terhadap konsumsi susu kambing, antara lain disebabkan adanya citra bahwa susu kambing memiliki bau khas kambing yang tajam.  Selain itu, air susu yang paling banyak dikonsumsi manusia selama ini berasal dari susu sapi, sehingga apabila hanya disebutkan “minum susu” umumnya akan dikonotasikan sebagai minum air susu sapi. Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena susu kambing memiliki nilai gizi tinggi dengan keistimewaan  tersendiri dibandingkan dengan susu sapi. Salah satu alternatif dengan mengolah susu kambing menjadi produk olahan, seperti susu pasteurisasi, yoghurt, permen dan lainnya untuk meningkatkan nilai guna produk susu kambing agar digemari oleh konsumen. Menurut Sodiq dan Abidin (2002) yang mengutip hasil penelitian Small Ruminant Production System Network for Asia (SRUPNA), menyatakan bahwa susu kambing mudah dicerna oleh manusia dan tidak menimbulkan Lactose Intolerance, karena jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu kambing. Khasiat susu kambing, antara lain untuk asma, anemia, thalesemia, memperlambat osteoporosis, mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan kesehatan tubuh.

 
            Di negara-negara maju sudah menjadi minuman biasa dan banyak makanan yang menggunakan susu sebagai bahan dasarnya, sehingga konsumsi per kapita menjadi tinggi. Sebaliknya di negara-negara sedang berkembang, susu pada umumnya belum merupakan minuman yang biasa dan dianggap sebagai makanan mewah. Hal ini membuat konsumsi per kapita di negara-negara sedang berkembang menjadi rendah. Namun demikian, konsumsi per kapita di negara-negara ini termasuk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun            (Siregar, 1992).
Agribisnis bidang persusuan, khususnya susu olahan merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak lintas sektoral apabila upaya pengembangan persusuan nasional ingin maju. Hambatan yang dihadapi agribisnis persusuan berkaitan erat dengan tipe dan karakteristik usaha, permodalan, keterampilan, pengelolaan, teknologi dan pemasaran serta faktor lain, yaitu sifat produk susu yang tidak tahan lama.
            Agriculture Technical Mission Repubic of China (ATM-ROC) dengan komoditi kambing perah Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu dari masih jarangnya usaha peternakan kambing perah PE yang dikelola secara intensif di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Produk yang dihasilkan oleh ATM-ROC ialah susu kambing, baik dalam bentuk segar maupun yang olahan. Susu merupakan produk hasil ternak yang tidak tahan lama, maka harus secepatnya  diberi perlakuan, antara lain penyimpanan dalam refrigerator dan pengolahan lebih lanjut sebagai produk susu olahan. Selain itu, susu dan produk olahannya harus cepat dipasarkan. Peningkatan konsumsi susu kambing dimasyarakat akan berhasil apabila masyarakat mengetahui manfaat dan kelebihan yang dimiliki oleh susu kambing. Produk susu kambing masih dalam tahap perkenalan pada siklus hidup produk (life cycle product).
            Pemasaran merupakan suatu parameter untuk menilai berhasil tidaknya suatu usaha, karena tujuan akhir dari proses produksi ialah penjualan dengan harapan mendapatkan keuntungan. Proses pemasaran memerlukan pihak lain yang disebut dengan lembaga pemasaran, dimana peran lembaga pemasaran  sangat mempengaruhi rantai pemasaran. Saluran pemasaran merupakan sruktur unit organisasi dalam perusahaan yang harus dilalui barang-barang dari produsen ke konsumen. Tiap saluran pemasaran memerlukan biaya pemasaran yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
            Pola konsumsi serta potensi pasar merupakan peluang bagi usaha pengolahan susu untuk memenuhi permintaan yang semakin beragam baik dalam mutu, bentuk, jenis dan rasa. Volume permintaan susu diharapkan semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia dan perubahan pola hidup sehat dalam memenuhi kebutuhan  protein hewani.
            Keberhasilan dari suatu usaha dapat ditentukan oleh kemampuan dalam menjalankan startegi dan kebijakan pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan, baik dimasa kini maupun masa mendatang. Penetapan strategi yang tepat mempengaruhi peranan dalam mewujudkan tujuan sesuai dengan perkembangan dan lingkungan pasar  yang dihadapi. Perusahaan harus lebih aktif, kreatif, inovatif, jeli dalam memilih dan  memanfaatkan peluang bisnis yang ada serta meningkatkan kegiatan usaha dengan memberikan berbagai keunggulan dari produk yang ditawarkan.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

0 comments:

Post a Comment