Friday, November 9, 2012

Analisis Efisiensi Usahatani Tanaman Sengon Laut (Albazia falcataria) (Studi di Desa Pondok Agung Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang) (PRT-102)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Hutan, tanah dan air merupakan kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada makluk di bumi ini, tidak saja memberikan manfaat bagi kehidupan sekarang tetapi juga nanti. Pengelolaan akan hutan tanah dan air tidak saja dengan kebijaksanaan dalam hal penggunaan tetapi juga dengan manajemen pemeliharaan yang berkesinambungan sehingga akan didapatkan kondisi hutan yang penuh dengan keseimbangan ekosistem yang akan memberikan dampak bagi kehidupan manusia baik dari segi kelestarian lingkungan atau sektor ekonomi.

 Tanaman sengon atau dalam bahasa latinnya disebut Albazia falcataria telah cukup lama dikenal masyarakat luas terutama di Kabupaten Probolinggo. Jenis pohon ini biasanya ditanam di kebun, pekarangan rumah, pagar dan lahan – lahan kosong dalam rangka pemanfaatan lahan.

Pohon sengon dapat pula ditanam sekaligus sebagai tanaman pelindung atau naungan untuk tanaman kopi, coklat dan lain – lain serta sebagai tanaman tanda batas pada pemilikan kebun dan pekarangan yang sekaligus dapat dipetik hasilnya. Hasil kayu dipakai untuk bahan bangunan pembuatan peti atau sebagai kayu bakar baik untuk pembakaran gamping maupun pengopenan tembakau. Meskipun demikian, kegunaan kayu sengon sekarang sudah berubah yaitu karena adanya kemajuan di bidang teknologi dan industri, maka telah menempatkan kayu sengon tidak hanya untuk pembuatan peti saja akan tetapi sebagai bahan baku industri yang penting yaitu sebagai bahan baku pulp untuk pabrik kertas dan kayu olahan untuk ekspor dengan nilai tambah yang tinggi. Dengan fungsi dan kegunaan yang cukup banyak maka akibatnya permintaan semakin tinggi dengan harganya yang standar jual.
 
Tahun 1995 sampai tahun 2007 Kecamatan Wonomerto telah tertanam tanaman Sengon kurang lebih 185 ha dan telah ditebang secara periodik sehingga saat ini tinggal kurang lebih 65 ha yang tersebar di seluruh desa dengan umur tanaman yang bervariasi.
Perkembangan tanaman Sengon memang sangat cepat dan mudah perawatannya. Di Desa Sumberkare tanaman sengon cukup diminati masyarakat dan hampir semua petani pemilik lahan menanam tanaman Sengon dengan jumlah dan umur yang bervariasi menyesuaikan peruntukan lahan yang dimiliki dan secara umum rata – rata petani memiliki lahan seluas 0,5 ha.

Pemilikan lahan yang sempit akan tetapi  kondisi tanah cocok untuk tanaman Sengon tetapi mengingat panen yang memakan waktu 5 – 7 tahun maka tidak semua lahan ditanami Sengon namun rata – rata ditanam dengan sistem Tumpang Sari dan ada juga yang ditanam secara ngeblok pada lahan khusus.

Saat ini di Desa Sumberkare tanaman sengon kurang lebih 26 ha dalam penyebaran dan umur yang bervariasi. Masyarakat Desa Sumberkare cukup sadar selain berupaya menanam agar kebutuhan kayu secara lokal terpenuhi, juga banyak hal – hal yang perlu dicermati mengingat topografi wilayah yang dengan ketinggian kurang lebih 650 dpl dan kemiringan kurang lebih di atas 25% memerlukan tindakan konservasi agar kondisi tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pemilikan lahan yang sempit dan miring diperlukan penanganan yang intensif agar petani dapat menanam sengon secara maksimal dan tanaman sela dapat tumbuh dengan baik, mengingat kayu sengon saat ini harganya cukup baik.

Melihat luasan lahan yang dimiliki, maka petani akan berpikir untuk kecukupan kebutuhan pokok sehari – hari yang diperlukan petani apabila lahan tersebut ditanami seluruhnya dengan tanaman Sengon, oleh karena itu dengan sistem tumpang sari dengan tanaman sela maka dapat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga petani dan pada tanaman tegakan Sengon dapat berfungsi sekaligus sebagai pengendali erosi tanah.

Penanaman Sengon selain diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani juga diharapkan dapat merubah perilaku petani sebagai pelestari sumber daya alam meskipun demikian petani belum mengetahui seberapa jauh keuntungan finansial yang diperoleh dalam berusaha tanaman sengon tersebut sehingga diduga pengelolaan jenis tanaman ini belum optimal.

Untuk itu perlu diadakan penelitian usaha tani tanaman sengon  di Desa Sumberkare agar dapat dilihat usaha tersebut mencapai efisiensi atau belum dan diharapkan setelah penelitian petani dapat berusaha tani tanaman sengon  lebih efisien sehingga menghasilkan keuntungan yang layak.

Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini

0 comments:

Post a Comment